|  | 
| Dariyanto saat masih kuliah di Binus beberapa tahun lalu | 
Baru baru ini, Bekasi Ekspres News 
mengunjungi Lim Tong Let atau Samsudin, ayahanda Dariyanto di Sekolah 
Global Persada Mandiri, Mekarsari Bekasi Jaya Indah, Bekasi Timur untuk 
menelusuri perjalanan hidup Lim Tong Let  agar bisa mengenal lebih dekat
 sosok Dariyanto S. Kom, Calon Wakil Rakyat nomer urut 3 Partai Golkar 
untuk DPRD Bekasi.
Kehidupan Lim Tong Let  yang sekarang 
memang sangat berbeda dengan kehidupannya di masa muda. Semua yang 
diperolehnya kini adalah hasil sebuah perjalanan panjang dengan kerja 
keras. Lim Tong Let yang sekarang dikenal oleh warga Bekasi sebagai 
salah satu pemulung konglomerat di kota Bekasi yang memiliki beberapa 
unit usaha, diantaranya property Libersa.
Namun kesederhanaan dan sikap rendah 
hati sepertinya sudah menjadi bagian dari karakter pria berusia 65 tahun
 ini yang masih terlihat segar dan bersemangat.
“Saya lahir dan besar di Bekasi, 
kehidupan orang tua Saya sangat miskin jadi hanya bisa sekolah sampai 
kelas 5 SD, mengalah sama adik-adik yang juga butuh sekolah. Tapi 
rupanya penghasilan orang tua Saya sebagai petani yang sangat sedikit, 
tetap tidak mencukupi biaya sekolah adik-adik, hingga satu persatu adik 
Saya terpaksa juga berhenti sekolah.” tutur Lim Tong Lat kepada Bekasi 
Ekspres News, mengawali kisah perjalanan hidupnya.
Dengan kondisi yang serba kekurangan itu
 akhirnya memicu Lim Tong Let  menuju Jakarta dan bekerja sebagai tukang
 cuci piring di salah satu restoran. Pekerjaan itu ditekuninya selama 7 
tahun sambil menambah keterampilan di bidang memasak. Hasilnya memang 
tidak mengecewakan karena pada akhirnya Lim dipercaya untuk menjadi Koki
 atau Juru Masak di tempatnya bekerja.
Namun Lim tidak lupa dengan tekad 
bulatnya untuk mengubah nasib dan membantu adik-adiknya, sehingga 
setelah tekun mendalami ilmu di bidang restoran, Lim memutuskan untuk 
berhenti bekerja sebagai Koki dan beralih membuka warung masakan Chinese
 food.
“Pertama kali berdagang masakan, 
lokasinya di pinggir jalan di Proyek, Bekasi Timur. Saat itu Saya sudah 
menikah, jadi sudah bertambah  tanggung jawabnya. Modal awal bikin usaha
 hanya beli wajan dan kompor, sementara yang lainnya seperti meja dan 
kursi bikin sendiri. Lumayan ramai pembelinya karena katanya masakan 
Saya enak dan pedagang masakan Chinese food waktu itu belum ada.” Papar Lim.
Ia menambahkan, tekad kuatnya untuk 
mengubah nasib  hanya dengan proses mengembangkan usaha yang dibuatnya 
sambil terus menekuni berbagai bidang ilmu lainnya secara learning by doing. (bersambung Senin depan : Lim Tong Let memiliki property lewat memulung kertas) (GST)
Sumber : Bekasi Ekspres
Editor : Sidik Rizal
Sumber : Bekasi Ekspres
Editor : Sidik Rizal
 


إرسال تعليق